Banyak orang mungkin bertanya, bagaimana caranya agar dapat mencapai derajat taqwa. Sangat mudah sebenarnya, yaitu melatih diri untuk melaksanakan kriteria-kriteria orang yang bertaqwa. Secara teori memang gampang atau sangat mudah, tetapi dalam praktek sangatlah tidak mudah. Pelaksanaan kriteria taqwa ini tidak berkaitan dengan pikiran tetapi menyangkut masalah hati. Misalnya, belajar memberikan infaq.
Kita sudah tahu bahkan mengerti bahwa kalau memberikan infaq, maka infaq itu akan dikembalikan lagi kepada kita berlipat ganda. Perumpamaan infaq yang dikeluarkan oleh orang-orang yang meng-infaq-kan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui [QS Al Baqarah (2) ayat 261]
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Mathalu allatheena yunfiqoona amwalahum fee sabeeli Allahi kamathali habbatin anbatat sabAAa sanabila fee kulli sunbulatin miatu habbatin waAllahu yudaAAifu liman yashao waAllahu wasiAAun AAaleemun
Apakah hati kita tergerak untuk memberikan infaq, belum tentu kenyataannya. Mungkin hati kita akan berkata bahwa sayang kalau uang kita digunakan infaq. Lebih baik digunakan untuk membeli yang lain yang akan memuaskan keinginan kita. Nah, bagaimana untuk menggugah hati kita sehingga kita mudah memberi kepada orang lain, menahan marah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, tepat waktu shalat dan lain sebagainya.
Ada cara yang manjur, yang disampaikan oleh Allah dalam QS Al Baqarah (2) ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Ya ayyuha allatheena amanoo kutiba AAalaykumu alssiyamu kama kutiba AAala allatheena min qablikum laAAallakum tattaqoona
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Puasa itu di perintahkan kepada orang-orang beriman oleh Allah agar orang-orang yang beriman itu menjadi orang-orang yang bertaqwa. Puasa dalam Islam bermacam-macam. Puasa Ramadhan (puasa dalam bulan Ramadhan), Puasa Daud (puasa sehari buka sehari), Puasa Senin-Kamis, Puasa Kifarat (puasa karena telah melakukan pelanggaran), Puasa Putih (puasa setiap bulan pada tanggal 13,14 dan 15 menurut penanggalan hijri), Puasa Syawal (puasa enam hari dalam bulan Syawal) dan lain sebagainya.
Ramadhan mempunyai arti membakar atau mengasah. Artinya pada bulan Ramadhan digunakan untuk mengasah hati melalui puasa agar hati tidak menjadi keras tetapi menjadi lemah lembut. Sehingga nanti pada saat kembali kepada Tuhan, maka Tuhan memanggil kita dengan panggilan yang indah.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
Ya ayyatuha alnnafsu almutmainnatu
IrjiAAee ila rabbiki radiyatan mardiyyatan
Faodkhulee fee AAibadee
Waodkhulee jannatee
Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam syurga-Ku.
Dengan puasa, orang dapat mengendalikan diri dalam kebutuhan-kebutuhan kelezatan jasmani yang mendasar (makan, minum dan seks). Puasa merupakan perang yang sangat dahsyat, perang melawan atau mengendalikan hawa nafsu. Mengendalikan nafsu amarah sehingga dapat menahan nafsu. Dengan puasa hati menjadi lembut, sehingga tergerak untuk membantu orang miskin dan anak yatim piatu. Dengan puasa, kita dapat mengendalikan diri untuk melaksanakan apa yang diperintah oleh Allah dan menjahui larangan-larangan-Nya.
Wa llahu ‘alam bish shawab.
|
0 kommentarer:
Send en kommentar